Featured

cerita/ puisi






bimbang dila


Gelap membawanya terhasut, terbisik mencari jalan untuk sebuah perkara
gelap terbayang harap yang ingin ku pecahkan
entah cita atau cinta
gelap memberinya gerak untuk sampaikan kata
lewat pena ia berkata?
gelap adalah ironi yang haus jawaban nyata
karna gelap adalah gagasan yang sedang mencari terang.


CERITA KELABU

Beberapa kali aku berlatih
letih, sebuah pasti kucari
semesta dan sekecil kecilnya aku di atasnya
laut, alam dan perkotaan
dalam, rimbun serta keramainya
sementara air terus saja mengalir

Jatuhnya air dibibir goa itu
malam dan anganku
langkah dan niatku
mengisyaratkan waktu dan takdir

Dari seluas-luasnya pikir
celakaku pada sebuah waktu
namamu menjadi sesepit-sempitnya aku hari ini.

suara dari arah dahulu

Teknologi kadang membuat kita lupa bahwa kadang ada orang tua yang perlu interaksi.
tanpa kita sadar asiknya kita bekutat pada kemajuan mengikis kepercayaan mereka membuat timbulnya kalkulasi antara lalu dan kini.

Maafkan aku yang miskin akan nalar
sudah sejauh ini hidup. bodohnya aku untuk menerka
perkara bahagia hidup muda didasari mesra
sementara rumah tetaplah rumah
bahagianya aku menukar waktu untuk dunia
sementara rumah tetaplah rumah
sia-sianya aku mengalihkan wajib demi hal yang fana
sementara rumah tetaplah rumah

lamanya berfikir hingga mengikis waktu
hingga maafku terucap saat kau terlelap

masa

Pada akhirnya setiap manusia bertemu fokusnya, bertemu dirinya berada pada tempatnya.
bukan menghilang apa lagi memutus kebiasaan. waktu,masa dan kepribadian yang mengantarkan individu ketempat yang ia pikir tidak sedang ia dibangun, padahal sebaliknya.

Seiring berjalannya waktu terbentuknya karakter individu atas dasar benturan pengalaman,tragedi, dan waktu. Dari benturan tersebut sedikit banyaknya pedoman melekat. dari segi kreatif,intelektual sampai dengan religius. disusun sedemikian rupa dari masa kemasa sehingga menjadi kita yang sekarang. 

Rumah dan kehidupan adalah 2 hal sama
"Tak ada sudahnya untuk urusan berbenah"



keluarga tumbuhan

Hidupku akar untuk buah yang tumbuh
aku diberi keringat buatan oleh seorang yang iba
kelengkapanku disempurnakan oleh batang 
wahai buah, sedari dini kau bergelantungan diujung batangku
wahai buah, dari seluruh struktur tumbuhan kaulah pusat sorotannya
Dan kita adalah keluarga yang disatukan atas kehendak alam



rumah dan keluarga

indahnya pagi disorotnya mentari
kicau burung seolah bernyari
cemburu rumput disapa rukunnya keluarga berlari
kata ''jika saja" memang tak mungkin mengembalikan yang telah hilang
tapi, sekali saja izinkan aku menyeduh kerinduan ini.

pupus harapanku ditampar realita
ketika kehadiranku ditunggu, tapi naas 
kedatanganku hanya untuk menangis

kegagalan mesra meberi ruang maknai keluarga
ketika langkah membawa mata untuk melihat
tapi kepulangan hanya mengingat yang telah dilihat
tanpa sadar ada suguhan bakwan dingin yang sangat hangat

struktur dari pada rumah memang kadang memanjakan mata
tapi terlepas dari  keindahan yang terlihat,lupa kadang kita kehilangan suasana yang hangat.


Sejati

"Kehidupan" adalah hal paling sejati, Yang sering kali berdusta adalah yang "hidup".
Tidak ada yang bening dari pada yang hidup. kita hanyalah mayat yang bernyawa, dibalut kain putih yang berisikan aib. Yang kau kenal hanya aku siputih bersih
Kehidupan sebatas ratapan tetapi hidup dipenuhi impian-impian

Tanpa judul

adalah engkau, menggeliat diatas ranting cabai
Lalu engkau terbang bebas karna metamorfosis
Sesungguhnya siapa dirimu?
Saat huja turun engkau berenang dirawa-rawa
Saat mengering engkau  melompat-lompat Sesungguhnya siapa dirimu?
Beri aku satu pintu dari banyaknya jalan "menujumu"
Adakah bahasa yang bisa menerjemahkan "dirimu"
Apakah itu idirimu , wahai engkau yang kucari.


Alhamdulillah

Pagi seperti tanpa bahasa tapi bising sudah tak biasa
Siang terik menyengat, Bualan panas tak luput disebut
Tapi sore selalu estetik dengan busana siluet tanpa kadar etik
Sesungguhnya sore adalah pagi yang ditunggu, siang yang diharapkan dan malam untuk menceritakan, Hari itu terasa aman.


Penghujung 2020

Lamanya pencarian pengikis waktu kehidupan
banyaknya pengharapan mengutuk adanya sebuah pencapaian
perbandingan,kamu,dia dan mereka. gambaran dalam kepala yang hanya membuat kecewa.
ada banyak yang dilihat dan banyak yang berkata
hanya berlaku semu dan terpaku dalam ruang kepala
tak tau harus bagai mana dan tak tau harus berbuat apa
sampai akhirnya sepi jadi pelarian dari semua pertanyaan.

alam yang takmemiliki indra akhirnya berisyarat
jatuhnya air dibibir goa itu,mengisyaratkanā€¯ waktu dan takdir


#FEBRIAN KOTO